Zumroh

Bismillah...

Selengkapnya
Navigasi Web

IBU (Catatan Perjalanan 1)

 

Momen Idul Fitri salah satu momen penting untuk bersilaturrahmi. Tapi di tengah pendemi Covid seperti sekarang banyak pembatasan dan pelarangan untuk saling bertemu langsung. Di era tehnologi sekarang silaturrahmi bisa di siasati dengan cara berhubungan online, baik itu dengan menelpon, video call, meeting dengan aplikasi via Whatsapp, massanger, zoom cloud dan banyak lagi. Yang penting tujuan silaturrahmi terjalani.

Untuk lebaran kali ini kami pulang ke Bangko, tempat ibu mertua, karena beliau sedang berada di sana. Tidak mengindahkan anjuran pemerintah tentang PSBB. Kami mengikuti keinginan beliau ingin kumpul berlebaran di sana. Tidak ada yang bisa menghalangi untuk mengikuti ajakan tersebut. Karena memang orang tua kami tinggal beliau seorang. Ayah mertua sudah berpulang, sedangkan orang tua kandung sudah tidak ada sejak lama, jadi memang satu satunya tempat untuk berkumpul ya di sana, di kota Bangko.

Jarak Padang -Bangko sekita 350 kilo meter kami tempuh selama kurang lebih 7 jam perjalanan dengan istirahat sekitar setengah jam. Jalan tidak ramai, jadi bisa berpacu dengan waktu. Berangkat malam takbiran sekitar jam 10, sampai di rumah Bangko hari subuh jam 5 pagi. Istirahat sebentar langsung di lanjut berkemas untuk sholat Id di rumah.

Momen lebaran memang ditunggu oleh ibu mertua untuk berkumpul bersama, lengkap seluruh anggota keluarga. Dengan 5 anaknya dan 5 menantu ditambah 10 orang cucu mengelilingi beliau yang sudah 76 tahun hidup di dunia.

Kondisi ibu mertua tampak menurun dari waktu ke waktu. Dulu beliau adalah pengingat ulung. Semua teman, guru, tetangga atau siapapun yang kenal di zamannya semua hafal, baik namanya, tempat tinggal ataupun nama orang tuanya.

Tapi sekarang, kadang sudah lupa sudah sholat atau belum, sudah makan atau belum, atau sudah tidur atau belum. Perlu ekstra hati hati untuk berbicara, karena sudah mulai sensitive. Ketika  ada yang bicara yang dia tidak suka, langsung akan merajuk.

Kami, anak dan menantu serta cucu saling mengingatkan bila diantara kami ada yang mulai bosan atau kesal, karena ini memang sudah ketentuan dari Allah dan memang sudah jatah kami untuk merawat beliau. Di turuti saja apa maunya beliau. Mau tinggal di Bangko boleh, tinggal di Padang juga tidak apa apa. Kemana saja yang beliau senang. Tetapi kadang baru sehari di rumah anaknya yang satu sudah ingin pergi ke tempat yang lain.

Ibu wanita yang tangguh di masanya, hidupnya penuh dengan cerita, suka dan duka silih berganti menemaninya. Banyak hikmah dan falsafah hidup yang keluar dari tuturnya. Mengarungi hidup dengan ayah sampai ayah tiada.

Semoga Allah senantiasa menjaga Kesehatan beliau, menuntun iman beliau, dan memberikan kami kesempatan dan kekuatan yang lebih untuk menjaga beliau. Aamiin.

 

Air tawar, 29 Mei 2020

Hari ke 13 Lagi

#tantangangurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Surga dibawah telapak kaki ibu. Semoga ibunya Bunda selalu dalam keadaan sehat wal afiat dan dalam lindungan Allah swt dimanapun berada. Orang tua saya juva sekarang tinggal satu yaitu ibu saya.

30 May
Balas

Aamiinn.. doa yang sama unt ibu. Salam

01 Jun

Moga selalu bahagia....

30 May
Balas

Aamiinn.. teeima kasih bpk

01 Jun



search

New Post